Founder AIMSIS Tolak Karier di Manchester demi Membuat Startup Pendidikan Lokal

Aditya Hadi Pratama
Aditya Hadi Pratama
6:30 pm on August 19, 2016

Setelah lulus dari jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung, Christophorus Bema Indrajid (Bema) kemudian melanjutkan pendidikannya pada bidang yang sama di University of Manchester. Meski mendapat tawaran untuk bekerja atau melanjutkan pendidikan di negeri Ratu Elizabeth tersebut setelah lulus, Bema justru menolaknya dan memutuskan untuk kembali ke Indonesia.

Bersama dengan temannya saat SMA, Vincent Setiawan, ia pun membangun sebuah platform pendidikan untuk sekolah yang bernama Academic Information Management Systems in Schools (AIMSIS) sejak bulan Februari 2013. Vincent sendiri merupakan seorang sarjana kedokteran, yang rela menunda melanjutkan pendidikan spesialis di Amerika Serikat hanya untuk membantu Bema.

Berawal dari membantu sang ibu mengisi rapor

Christophorus Bema Indrajid | CEO AIMSIS

Christophorus Bema Indrajid, CEO AIMSIS

Kisah unik tersebut membuat saya bertanya-tanya, mengapa seorang lulusan S2 Teknik Mesin yang menimba ilmu di luar negeri justru kembali ke tanah air untuk membuat startup pendidikan. Ternyata, kisah ini bermula ketika Bema masih berada di bangku sekolah dasar, saat ia membantu ibunya yang merupakan seorang guru untuk mengisi rapor setiap akhir semester.

“Saya melihat ibu saya sibuk sekali ketika mengisi rapor dan memeriksa tugas. Karena itu, saya pun ikut membantunya. Saya masih ingat membuat kunci jawaban untuk soal pilihan ganda dengan cara melubangi kertas dengan obat nyamuk,” kenang Bema.

Itulah awal mula mengapa Bema ingin membuat startup pendidikan, yaitu untuk membantu para guru seperti ibunya. Ia pun melihat bagaimana proses belajar-mengajar di Indonesia sangat berbeda dengan yang ia rasakan di luar negeri. “Di Inggris dan Amerika Serikat, sekolah-sekolah di sana sudah menggunakan aplikasi serupa AIMSIS yang bernama BlackBoard,” ujar Bema.

Belum ada layanan serupa yang menjadi market leader

Aimsis Aplikasi Pendidikan | Screenshot

Tampilan aplikasi AIMSIS

AIMSIS merupakan aplikasi Software as a Service (SaaS) yang memungkinkan para guru untuk memasukkan nilai dan absensi siswa. Di akhir semester, guru juga bisa menggunakan AIMSIS untuk mencetak buku besar (ledger) dan rapor.

Fungsi lain dari AIMSIS adalah untuk menjadi sarana komunikasi antara sekolah dengan orang tua murid. Para orang tua bisa dengan mudah mengakses kalender akademik, serta menerima pemberitahuan apabila anak mereka tidak masuk sekolah.

Simak startup pendidikan lainnya yang beroperasi di tanah air di sini

AIMSIS serupa dengan startup lain yang bernama Quintal. Namun tidak seperti Quintal yang juga mempersiapkan fitur tes online, AIMSIS hanya fokus untuk membantu pengolahan data akademis sekolah. Meski begitu, AIMSIS tetap menyediakan fitur untuk mengunggah materi maupun tugas secara online.

Menurut Bema, aplikasi seperti AIMSIS dan Quintal ini sebenarnya sudah dikembangkan sejak sepuluh tahun yang lalu. “Meski begitu, saat ini belum ada satu pun market leader di Indonesia,” ujar Bema.

Sudah meraih dua kali pendanaan

AIMSIS tim | Foto

Sejauh ini, AIMSIS sudah digunakan oleh beberapa sekolah swasta di Jakarta, dengan jumlah pengguna yang mencapai ribuan. Dalam kerja sama dengan setiap sekolah, AIMSIS akan mengenakan biaya bulanan yang besarnya berbeda-beda, tergantung dari jumlah pengguna dan kustomisasi yang diinginkan oleh sekolah tersebut.

Menurut Bema, saat ini masih banyak sekolah yang enggan menggunakan AIMSIS karena mereka belum melihat adanya kebutuhan untuk aplikasi tersebut. “Mereka masih terbiasa dengan metode lama yang menggunakan pulpen dan kertas,” tutur Bema.

Ketika berdiri di tahun 2013, AIMSIS langsung mendapat pendanaan awal pertama. AIMSIS kembali menerima pendanaan awal kedua pada bulan Mei 2015 yang lalu. Sayangnya, Bema belum mau menyebutkan berapa nominal dan siapa saja investor yang berpartisipasi dalam kedua investasi tersebut.

Dana segar dari investasi tersebut digunakan oleh Bema untuk memperkuat tenaga pemasaran AIMSIS. Saat ini, AIMSIS telah mempunyai belasan karyawan. “Kami juga akan meluncurkan aplikasi Android dalam waktu dekat, guna mendukung fitur pengiriman pesan antara guru dan orang tua murid,” pungkas Bema.

(Diedit oleh Iqbal Kurniawan; Sumber gambar: BNNK Denpasar)


Replies
Scroll ke bawah untuk artikel selanjutnya.