Ratih Saraswati yang pernah menjadi jurnalis dan memiliki latar belakang pendidikan di bidang Statistik bertemu dengan Ananggadipa Raswanto seorang graphic designer di event Anime Festival Asia (AFA) 2013. Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk membuat startup House of Infographics (HOI) yang berangkat dari keahlian mereka masing-masing.
Startup ini memiliki misi untuk menyampaikan informasi substansial dengan konsep visual menarik kepada masyarakat Indonesia. Setelah mendirikan startup, mereka memutuskan untuk mengikuti kompetisi demi memperluas jaringan relasi.
Kompetisi yang dimaksud merupakan acara yang diadakan oleh Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP-PPP) yang bertajuk “Kontes Inovasi Solusi 2014” di bulan Januari lalu. Dari dua kategori yang dilombakan, HOI menjadi juara pertama dengan penyajian karya infografis mereka yang bertema Nusantara. Setelah kompetisi tersebut, nama mereka sontak menjadi naik daun dan karyanya dipandang berkualitas oleh banyak pihak sehingga mulai menerima pesanan dari klien.
Menjadi lahan basah untuk monetisasi
Ananggadipa Raswanto yang akrab disapa Dipa ini mengatakan bahwa klien pertama yang mereka tangani adalah salah satu operator telekomunikasi terbesar di Indonesia yaitu XL untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-17. Hingga kini, HOI masih terikat kontrak dengan beberapa mitra lainnya dalam pengerjaan infografis. Dipa menambahkan:
Kalau sebuah divisi di suatu perusahaan sudah bekerja sama dengan HOI, divisi lainnya akan mengikuti dan biasanya kerjasama yang dilakukan akan dibuat dalam kontrak jangka panjang.
Saat ini HOI hanya memiliki sekitar tujuh orang yang bergabung dalam tim antara lain sebagai desainer, voice over, pengolahan data, dan yang lainnya. Namun, Dipa juga menyatakan tidak semuanya pekerja full-time, melainkan ada juga yang hanya bertugas ketika ada proyek tertentu. Sedangkan masalah waktu penyelesaian untuk satu proyek mulai dari dua minggu hingga satu bulan.
Pemuda lulusan ITB ini mengungkap bahwa pendapatan HOI dari awal dibentuk hingga sekarang sudah mencapai ratusan juta. Meski tidak menyebutkan secara gamblang, ia merasa angka tersebut cukup untuk menghidupi keseluruhan tim dalam HOI. Selama ini banyak klien yang ditanganinya juga merasa puas dengan hasil yang dikerjakan HOI.
Selain mengerjakan infografis sesuai dengan pesanan klien, beberapa karya infografis juga dibuat berdasarkan keinginan pribadi dan tim, sehingga tidak semuanya bersifat komersil. Beberapa klien menggunakan karya infografis ini untuk urusan marketing, kampanye ajakan bagi masyarakat, atau saran menjaga kelestarian lingkungan.
Belum menemukan investor yang tepat
Urusan pendanaan, Dipa bercerita bahwa HOI beroperasi dari awal secara bootstrapping yang bersumber dari dana pribadinya dan Ratih dengan jumlah yang sangat sedikit. Untungnya peralatan yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis seperti laptop dan kebutuhan internet sudah dimiliki masing-masing. Sehingga biaya yang dibutuhkan di awal bisnis hanya untuk pembuatan website dan membayar domain website.
Ia tidak menampik ingin mendapatkan dana segar dan ilmu tambahan dari para investor. Namun hingga saat ini, investor yang datang tidak sesuai dengan visi dan misi yang dijalankan HOI.
“Beberapa tawaran investasi bersifat menguntungkan untuk jangka waktu pendek, tapi tidak untuk jangka panjang. Sementara saya menginginkan investasi yang dapat memberi ilmu tambahan dan dana segar, tetapi urusan management internal HOI tidak ingin dicampuri,” tuturnya.
Oleh karenanya, saat ini HOI memilih untuk menjalankan bisnis tanpa investor hingga menemukan pihak yang tepat dan menguntungkan dalam jangka panjang.
Tidak memikirkan kompetisi
Bisnis tidak pernah terpisah dari kompetisi, begitu pun dengan startup. Dipa sendiri saat ditanyakan hal ini tidak mengetahui siapa saja yang menjadi kompetitornya. Ia hanya berusaha untuk memenuhi keinginan klien dan mengumpulkan data yang berkaitan untuk setiap proyek yang ia kerjakan.
Startup di bidang design memang lebih banyak untuk iklan dan tidak mengolah data, sehingga persaingan di bidang infografis belum banyak yang menggeluti. Namun, kami menemukan bahwa Sribu dan Kreavi dapat menjadi kompetitor tidak langsung karena keduanya juga melayani pesanan design untuk infografis.
(Diedit oleh Herry Fahrur Rizal)