
Credit: TribunNews
(Update 27 Juni: Akibat dituduh melecehkan almarhum pelawak legendaris Benyamin Sueb di salah satu episode-nya, YKS saat ini berhenti tayang untuk sementara waktu)
Saat ini dunia maya Indonesia sedang dihebohkan dengan sebuah petisi online yang dilontarkan terhadap acara Trans TV yang bernama Yuk Keep Smile atau YKS. Petisi online yang dibuat oleh Rifqi Alfian tersebut menginginkan agar acara televisi YKS segera dihentikan karena tidak mendidik dan bahkan memiliki nilai yang buruk di mata masyarakat.
YKS sendiri merupakan acara musik dan komedi di Trans TV yang mengklaim bahwa mereka telah menjadi acara televisi nasional dengan jumlah penonton terbanyak selama bulan Desember. Acara tersebut disiarkan secara langsung pada jam 19.30 hingga 22.30 setiap hari Sabtu dan Minggu, lalu diputar ulang pada hari Senin, Selasa, Rabu, dan Jumat di jam yang sama.
Dua tarian YKS yang paling terkenal ialah “goyang Cesar” dan “goyang Oplosan” yang diiringi dengan musik dangdut. Para host acara tersebut juga menghibur pemirsa dengan berbagai permainan seperti adegan melempar tepung. Berikut ialah alasan yang dituturkan Rifqi pada situs Change.org:
… acara komedi [YKS] yang sangat tidak berkualitas dengan kata-kata kasar, menyiksa orang (entah itu main tebak-tebakan dengan kaki dimasukkan air es atau menyumpal tepung ke mulut lawan), sampai dengan goyangan tidak jelas yang dilaksanakan full satu jam dan tidak berubah selama beberapa bulan terakhir, apalagi goyangannya memakai latar musik yang liriknya vulgar serta mengarah ke gerakan vulgar pula.
Petisi itu menuai dukungan keras di dunia maya Indonesia. 202 orang sudah melontarkan dukungan mereka pada tanggal 31 Desember pagi, dan hanya dalam waktu empat hari saja angka itu sudah bertumbuh menjadi lebih dari 26.000 orang. Target dari petisi online itu ialah mengumpulkan 35.000 dukungan, atau hanya membutuhkan sekitar 8.000 suara lagi.
Indonesia memilih…!
Dukungan terhadap petisi ini juga dilontarkan oleh para pengguna Twitter melalui #HentikanYKS dan #BubarkanYKS. Berikut ialah beberapa tweet yang dilontarkan disana:
Tayangan YKS di transtv sangat tidak bermoral dan kurang etika,anak-anak juga di ajari goyang yg aneh-aneh.#HentikanYKS
— * YANDI * (@yandi_satria) December 31, 2013
Kami butuh lawakan yang lebih smart untuk masa depan yang lebih smart, bukan pembodohan publik. #HentikanYKS
— Rido Tri Putra (@Ridhonizer) January 1, 2014

Credit: Joko Anwar
Penghujat YKS
Petisi online untuk hentikan penyiaran YKS juga sudah dilakukan oleh Dewi Noor Azijah di Change.org. Disana ia memaparkan bahwa YKS dan acara serupa menyebarkan nilai yang tidak baik kepada masyarakat seperti candaan yang tidak sopan dan tidak layak ditiru. Terkadang acara tersebut juga diisi dengan “hal-hal yang berbau pornoaksi dan vulgar”.
Seluruh hal tersebut melanggar UU nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran (tautan sudah tidak aktif), khususnya pasal 3, 4, 5, dan 36. Isinya kurang lebih berbunyi bahwa acara TV harus memiliki manfaat positif kepada masyarakat serta wajib “mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia.”
Kecemasan masyarakat dan orang tua paling besar ialah bagaimana YKS bisa memberikan contoh buruk kepada anak-anak karena jam tayang prime time-nya yang diputar hampir setiap hari. Banyak anak-anak yang sudah mulai mencontoh kekonyolan yang dilakukan host YKS seperti menghujat dan menghina orang lain, serta melempar tepung yang bisa membahayakan mata.
Pendukung YKS
Di lain pihak, YKS dinilai memberikan manfaat positif kepada masyarakat dengan menghidupkan kembali musik-musik dangdut melalui aransemen baru seperti lagu Kata Pujangga dan Kereta Malam. Manfaat positif lainnya ialah bahwa acaranya mampu memecahkan kejenuhan pemirsa lewat hiburan.
Kangmas Hejis – salah satu pendukung YKS – menuturkan tujuh alasan mengapa YKS sebaiknya tidak dibubarkan. Beberapa diantaranya ialah tidak adil bagi masyarakat untuk mengharuskan seluruh acara hiburan seperti YKS untuk memiliki unsur pendidikan karena pembuatannya cukup sulit dan mahal, serta bahwa yang mendukung dan menyukai YKS (yang berjumlah puluhan juta orang) lebih banyak dibandingkan orang yang tidak menyukainya.
Selain hujatan, YKS juga masih memiliki pendukungnya di dunia Twitter lewat #DukungYKS:
Kang @Nobi_AyahGwen aku psti #dukungyks trus kan acara nya menghibur bnget apalagi pas crew dan pemain di kerjain. Semangat buat crew yks :)
— NZ (@Olif219) January 3, 2014
@Nobi_AyahGwen semangatt untuk kang nobi dan rekan-rekan.. jgn patah semangatt.. ttp sukses program’a..ttp relax.. bnyk koq yg #dukungyks
— indriani mustika (@indri_Mustika) January 3, 2014
Apakah YKS akan dihentikan?
Masyarakat online Indonesia tidak hanya berhenti di petisi online dan protes lewat Twitter saja, mereka juga mulai mengadukan kecemasan mereka melalui situs KPI.
Merespon hal ini, kemarin MetroTV (tautan sudah tidak aktif) mengutip pihak Trans TV yang menyatakan bahwa mereka terbuka terhadap kritik masyarakat asalkan membangun. Mereka juga mengatakan telah menghentikan adegan lempar tepung yang menjadi salah satu keluhan utama. Lalu akun Twitter @Oplosan_YKS memberikan tweet bahwa tim YKS telah mengubah goyang Oplosan terkait keluhan masyarakat.
Sebelum insiden ini, YKS juga pernah menerima teguran tertulis kedua dari KPI karena melakukan adegan yang menghina golongan tertentu pada bulan Juli lalu.
Anda bisa ikut mendukung petisi pembubaran siaran YKS melalui situs Change.org disini. Anda juga bisa langsung mengajukan keluhan terhadap acara tersebut melalui situs KPI.
Apakah seluruh tekanan media Indonesia dan petisi online ini akan bisa membuat KPI menutup penyiaran acara YKS? Atau semua insiden ini hanya akan membuat YKS lebih kuat dan terkenal? Bagaimana menurut Anda?