DAFTAR ISI Scroll top

Sebuah Cerita
Tentang
Produktivitas.

Saya tidak akan menyebut diri saya sebagai orang yang produktif. Saya mungkin akan menyebut saya sibuk. Saya kerja sekitar 12 jam sehari, Senin sampai Jumat, beberapa jam di Sabtu dan Minggu. Saya tidak berolahraga dan tidak pernah sarapan. Saya jarang sekali mengatakan tidak dan melakukan apapun untuk menyelesaikan tugas yang harus saya kerjakan, apapun.

Saya suka membaca buku-buku yang berhubungan dengan pekerjaan sebelum tidur dan beberapa puluh menit sehari browsing sesuatu yang berhubungan dengan hobi saya Gundam. Saya tidak pernah berpikir bahwa kehidupan saya adalah sesuatu yang tidak normal, lagipula ini startup jumlah jam yang panjang adalah hal yang wajar. Ketika saya merasa lelah saya kembali mengingatkan diri saya bahwa ini adalah hal yang wajar, semua orang yang berhasil tentu saja bekerja keras untuk mencapainya.

Sebelum ini ketika saya masih menjadi seorang konsultan bisnis, saya terbiasa masuk Sabtu dan Minggu secara penuh setidaknya dua minggu perbulan dengan jam kerja yang bisa mencapai 13-15 jam sehari.

Namun semua ini ternyata membutuhkan waktu sampai lima tahun untuk menumpuk dan membuat saya sangat lelah, secara fisik dan mental. Pada saat ini saya mulai mencari bagaimana orang-orang hebat mampu melakukannya dan masih nampak prima. Sebuah artikel merujuk saya ke artikel lainnya, satu buku membawa saya ke buku lainnya dan tanpa saya ketahui saya sudah mengonsumsi setidaknya 80 jam materi mengenai produktivitas dan bagaimana cara memperbaiki hidup.

Tidak semua yang saya baca terdengar masuk akal pertamanya. Seperti yang kamu telah baca sendiri banyak hal-hal di atas nampaknya berlawanan dengan produktivitas, seperti mengatakan tidak dan menyederhanakan hidup. Hal ini lah yang membuat saya sangat lambat untuk mengadopsi berbagai metode yang sudah dibagikan oleh para ahli. tapi saya tahu saya harus memulainya dari suatu hal yang kecil.

Perjalanan saya mulai dari memperbaiki jadwal tidur yang semula hanya 5-6 jam menjadi 7 jam. Ini merupakan perjalanan yang panjang karena saya terbiasa tidur jam 3-4 pagi, dan sekarang tiba-tiba harus tertidur jam 12 malam. Saya juga mulai makan pagi dengan oatmeal, madu, buah, dan kacang. Saya mengurangi kopi menjadi beberapa kali seminggu. Sedikit demi sedikit saya mendapatkan energi lebih.

Kemudian saya melakukan yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya. Saya mendaftarkan diri di sebuah pusat kebugaran dan menyeret diri saya setidaknya dua kali seminggu untuk berolahraga. Awalnya terasa sangat menyiksa dan memakan waktu, namun setelah tiga bulan saya merasa jauh lebih fit dan ada begitu banyak hal yang saya bisa pikirkan selama berlatih, hal-hal yang saya tidak pernah pikirkan karena saya tidak pernah punya waktu untuk berpikir di luar pekerjaan.

Dalam kasus menyederhanakan hidup saya menghapus WhatsApp dan sekitar belasan game yang ada di smartphone, keluar dari setidaknya 5 LINE grup, seiring waktu saya mengurangi screen time smartphone dari 2 jam sehari sampai ke mungkin 10 menit sehari. Sekarang saya hanya menyentuh smartphone jika ada panggilan dari nomor yang saya kenal, ada masanya saya bahkan tidak sadar bahwa smartphone saya sudah kehabisan baterai selama 4-8 jam.

Saya juga menghapus setidaknya 50 tugas yang sudah 3 bulan menumpuk tapi saya tidak pernah kerjakan. Memulai hari dengan to-do list yang lebih sedikit namun lebih penting ternyata mempunyai efek yang sangat besar. Biasanya saya selalu melihat 50 tugas ini dan memberitahu diri bahwa nanti akan saya lakukan sambil berpikir "oh tidak tugas ini hanya akan bertambah banyak", sekarang saya bahkan tidak melihatnya lagi.

Saya merasa mempunyai lebih banyak energi, fokus, dan waktu. Saya juga mulai membeli buku dan menyelesaikan belasan judul buku. Setiap hari saya mulai dengan menyortir apa yang benar-benar penting dan memasang target yang realistis dan menantang untuk diri saya.

Melihat ke belakang saya tidak habis pikir bagaimana saya bisa tahan dengan semua yang saya lakukan. Saya sedang merusak diri saya namun berpikir bahwa saya sedang melakukan pekerjaan dengan produktif, betapa salahnya pemikiran seperti itu.

Tentu saja masih banyak hal yang bisa saya tingkatkan, tapi pemandangan saya terhadap pekerjaan maupun kehidupan pribadi sudah berubah. Produktivitas adalah lomba yang panjang seperti maraton, menjalaninya dengan lari cepat sepanjang waktu adalah cara yang salah. Lakukan seri lari cepat secara berkala dan berikan waktu untuk beristirahat sebelum memulai lagi.